Senin, 22 Agustus 2016

Makalah Hadis Kewirausahaan


MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Hadis Ekonomi

Dosen Pengampu : Asiroch Yulia Agustina, SEI, M. E.I



Disusun Oleh :

       1. Mukhammad Bukhori               (2014114001)

       2. Khamidatul Khusna                 (2014114003)

       3. Lia ludfianna                            (2014114019)

       4. Muhammad Rifan Yavie          (2014114037)

 

 

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH

JURUSAN SYARIAH DAN HUKUM ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) PEKALONGAN

2015
 
 
KATA PENGANTAR
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur kehadirat Allah swt, atas segala perkenaan-Nya, sehingga penyusunan makalah dengan judul “kewirausahaan” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis Ekonomi tentang “kewirausahaan”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang apa itu kewirausahaan dan bagian-bagiannya. Selain itu makalah ini juga di rancang sebagai sarana pendidikan yang bertujuan memfasilitasi mahasiswa agar dapat mengembangkan dirinya.
Materi kewirausahaan meliputi aspek-aspek sekitar kehidupan manusia dari mulai bangun pagi sampai tidur, baik ketika masih bayi, anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua. Hal ini karena pada dasarnya manusia mempunyai dua kebutuhan baik lahir maupun batin yang harus dipenuhi.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak , untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan memohan maaf jika dalam penyusunan makalah ini kami banyak kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk evaluasi kami.
Semoga makalah yang sederhana ini dapat menambah pengetahuan kita dan mampu memberikan manfaat akademis dan sosial bagi semua pihak.
 
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................ii
BAB   I PENDAHULUAN
A.        Latar belakang masalah.............................................................1
B.         Rumusan masalah......................................................................1
C.         Tujuan penulisan masalah.........................................................1
BAB  II PEMBAHASAN
A.        Pengertian Kewirausahaan.........................................................3
B.         Konsep Islam tentang Kewirausahaan.......................................3
C.         Pendidikan kewirausahaan dalam islam....................................6
D.        Kegiatan kewirausahaan menurut pandangan islam…..............6
E.         perilaku terpuji dalam perdagangan dan berwirausaha..............7
BAB  III PENUTUP
A.        Kesimpulan.................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
 
 
 
                BAB I
PENDAHULUAN
 
A.       Latar Belakang Masalah
Islam sebagai agama Allah yang sempurna memberikan petunjuk kepada menusia tentang bidang usaha yang halal, dan bagaimana manusia harus mengatur hubungan kerja dengan sesama mereka supaya memberikan manfaat yang baik bagi kepentingan bersama dan dapat menciptakan kesejahteraan serta kemakmuran hidup bagi segenap manusia. Oleh karena itu dalam bidang usaha dan wiraswasta islam benar-benar memberikan petunjuk-petinjuk yang jelas untuk dapat dijadikan pedoman melakukan usaha dan wiraswata yang baik.
Kewirausahaan kini memang menjadi fenomena menarik. Banyak orang berbondong ingin menjadi kewirausahaan. Diakui atau tidak, usahawan memang  sangat dibutuhkan. Hal inilah yang dianggap dapat membawa kemanfaatan kepada masyarakat. Apalagi, dizaman yang penuh persaingan seperti ini. Seseorang harus mampu menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif. Oleh karena itu, menjadi seorang pengusaha dinilai menjadi salah satu instrumen efektif untuk mengurangi kemiskinan dan ketertinggalan sebuah bangsa.
B.        Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian kewirausahaan?
2)      Bagaimana konsep islam tentang kewirausahaan?
3)      Bagaimana Pendidikan kewirausahaan dalam islam?
4)      Bagaimana Kegiatan kewirausahaan menurut pandangan islam?
5)      Bagaimana perilaku terpuji dalam perdagangan dan berwirausaha ?
C. Tujuan penulisan
1)      Agar mengetahui pengertian kewirausahaan.
2)      Untuk mengetahui konsep islam tentang kewirausahaan.
3)      Untuk mengetahui pendidikan kewirausahaan.
4)      Untuk mengetahui kegiatan kewirausahaan menurut pandangan islam
5)      Untuk mengetahui Perilaku terpuji dalam perdagangan dan berwirausaha.
  
 
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa inggris, unternehmer dalam bahasa jerman, ondernemen dalam bahasa belanda. Kata entrepreneur dari bahasa perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil resiko, kontraktor, pengusaha ( orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu) , dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.[1]
Istilah entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada dalam diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup kita di masa mendatang.[2]
 
B.     Konsep islam tentang kewirausahaan
Islam memberikan penjelasan terkaiat konsep tentang kewirausahaan (entrepreneurship) ,  diantara keduanya mempunyai kaitan yang cukup erat, memiliki roh atau jiwa yang sangat dekat, meskipun bahasa teknis yang digunakan berbeda. Dalam islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat Al-Quran ataupun hadis yang dapat menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti ; “Amal yang paling baik adalah pekerjaan  yang dilakukan dengan cucuran keringatnya sendiri, ‘amalurrajuli biyadihi” ; “Tangan diatas lebih baik daripada tanagn dibawah”; “al yad al ‘ulya khairun min al yad al sulfa “(dengan bahasa yang sangat simbolik ini Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu pada orang lain).[3]
Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Prinsip kerja keras, menurut Wafiduddin adalah suatu langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan (rezeki), teapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan (risiko). Dengan kata lain, orang yang berani melewati reziko akan memperoleh peluang rezeki yang besar. Kata rezeki meiliki makna bersayap, rezeki sekaligus risiko (Wijatno :2009)[4]
Rasulullah bersabda:
 
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيْلَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَثَنَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْيَدُالْعُلْيَا خَيْرٌمِنْ الْيَدِالسُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَخَيْرُالصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللّهُ وَعَنْ وُهَيْبِ قَالَ أَخْبَرً نَا هِشَامٌ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ النَّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا
 
Nabi SAW bersabda : “Tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah, mulailah orang yang wajib kamu nafkahi, sebaik-baik sedekah dari orang yang tidak mampu(diluar kecukupan), barang siapa yang memelihara diri (tidak meminta-minta) maka Allah akan memeliharanya, barang siapa yang mencari kecukupn maka akan dicukupi oleh Allah.”[5]
 
Dari aktivitas perdagangan yang dilakukan, Nabi dan sebagian besar sahabat telah mengubah pandangan dunia bahwa kemuliaan seseorang bukan terletak pada kebangsawan darah, tidak pula pada jabatan yang tinggi, atau uang yang banyak, melainkan pada pekerjaan.
Kewirausahaan merupakan ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan optimisme, dorongan semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang.
Adapun entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur kewirausahaan (secara) internal, mengolah dan berani menannggung resiko untuk memanfaatkan peluang usaha dan menciptakan sesuatu yang baru dengan ketrampilan yang dimiliki.[6]
 
Rasulullah bersabda :
 
حَدَّ ثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ عَنْ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمَّا رٍ كَشَا كِشٍ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيْدًا الْمُقْبُرِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ الْكَسْبُ يَدِلْعَامِلِ إِذَانَصَحَ
                                                                                         
Nabi SAW bersabda : “Usaha yang paling baik adalah hasil karya seseorang dengan tangannya jika ia jujur (bermaksud baik).”
 
Rasulullah menyatakan bahwa usaha yang paling baik adalah berbuat sesuatu dengan tanganya sendiri dengan syarat jika dilakukan dengan baik dan jujur. Hadis tersebut berarti usaha seseorang dengan tangannya dapat dimaknai dengan wirausaha, karena melakukan sesuatu dengan tanggannya berarti seseorang dituntut dapat menciptakan sesuatu dan dapat memanfaatkan peluang dan kemampuan yang dimiliki. Maksudnya seorang muslim hendaknya melakukan wirausaha dengan menciptakan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki, berkarya tanpa henti untuk berinovasi, memanfaatkan peluang yang ada, agar dapat mencapai keuntungan yang optimal.[7]
            Dalam al-Qur’an dijelaskan agar manusia mencari keuntungan dari apa yang diciptakan Allah SWT semisal lautan. Oleh sebab itu, setiap muslim diwajibkan untuk berusaha mengembangkan sesuatu yang bermanfaat,. Allah SWT menyukai orang-orang yang kuat dan mau berusaha, serta mampu menciptakan kreasi baru yang lebih baik untuk kebahagiaan didunia dan akhirat.
 
Rasulullah bersabda :
 
حَدَّثَنَا يَزِيدُ حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ عَنْ وَائِلٍ أَبِي بَكْرٍ عَنْ عَبَايَةَ بْنِ رِفَاعَةَ بْنِ رَا فِعٍ بْنِ خَدِيْجٍ عَنْ جَدِّهِ رَافِعِ بْنِ خَدِيْجٍ قَالَ قِيْلَ يَاسُولَ اللّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ  قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ
 
Rasulullah ditanya: “ usaha apa yang paling baik?” beliau menjawab: “usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan jual beli yang baik.”[8]
 
حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ قَالَ حَدَّثَنَا شَرِيْكٌ عَنْ وَائِلٍ عَنْ جُمَيْعِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ خَالِهِ قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَفْضَلِ الْكَسْبِ فَقَالَ بَيْعٌ مَبْرُورٌ وَعَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ
 
Rasulullah ditanya tentang usaha yang paling utama, beliau menjawab: “jual beli yang baik dan usaha yang dilakukan seseorang dengan tangannya sendiri.”
           
            Dengan demikian dalam melakukan usaha, disamping harus mempunyai etos kerja yang tinggi, seorang muslim harus mempunyai jiwa wirausaha agar usaha dapat berkembang dengan baik, dan tidak mengalami kerugian, karena pada hakikatnya kewirausahaan adalah untuk muningkatkan kualitas hidup  seseorang dengan mewujudkan gagasan inovatif dan kreatif.[9]
.
C.    Pendidikan kewirausahaan dalam islam
Keberhasilan seorang entrepreneur dalam islam barsifat independen. Artinya keunggulannya berpusat pada  pribadinya, bukan dari luar dirinya.  entrepreneur Muslim tersebut terlihat dalam sifat-sifatnya, antara lain:
1.      Takwa, tawakal, zikir, dan bersyukur
2.      Motivasinya bersifat vertikal dan horisontal
3.      Niat suci dan ibadah
4.      Azam “ bangun lebih pagi”
5.      Selalu berusaha meningkatkan ilmu dan ketrampilan
6.      Jujur
7.      Suka menyambung tali silaturahmi
8.      Menunaikan zakat, infaq, sedekah (ZIS)
9.      Puasa, shalat sunat dan shalat malam[10]
 
D.    Kegiatan kewirausahaan menurut pandangan islam
Dalam sebuah ayat allah berfirman, “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan orang-orang yang beriman akan pekerjaan kamu”(Q.S at-Taubah (9):105). Oleh karena itu, apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rezeki) Allah. (Q.S al-Jumuah (62):10) Bahkan sabda Nabi , “ Sesungguhnya bekerja mencari rezeki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardu” (HR.Tabrani dan Baihaqi).Nas ini jelas menberikan isyarat agar manusia bekerja keras dan hidup mandiri.
 
 
Adapun motif kegiatan berwirausaha dalam bidang perdagangan menurut ajaran islam, yaitu :
1.      Berdagang buat cari untung
Pekerjaan berdagang adalah sebagian dari pekerjaan bisnis yang sebagian besar bertijuan untuk mencari laba sehingga sering kali untuk mencapainya dilakukan hal-hal yang tidak baik. Padahal ini sangat dilarang dalam agama islam. Seperti diungkapkan dalam Hadis: “Allah mengasihi orang yang bermurah hati untuk menjual, waktu membeli, dan waktu menagih hutang
2.      Berdagang adalah hobi
Konsep berdagang adalah hobi banyak dianut oleh para pedagang dari cina. Mereka menekuni kegiatan berdagang ini dengan sebaik-baiknya dengan melakukan berbagai macam terobosan.
3.      Berdagang adalah ibadah
Bagi umat islam berdagang lebih kepada bentuk ibadah kepada Allah SWT. Karena apaapun yangkita lakukan harus memiliki niat untuk beribadah agar mendapat  berkah.
4.      Perintah kerja keras
Kemauan yang keras dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Orang akan berhasil apabila mau bekerja keras, tahan menderita, dan mampu berjuang untuk memperbaiki nasibnya.
5.      Perdagangan / berwirausaha pekerjaan mulia dalam islam
Pekaerjaan berdagang ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran islam, seperti disabdakan Rasul :” Mata pencaharian apakah yang paling baik, Ya Rasulullah?”Jawab beliau:ialah seseorang yang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih”(H.R al-Bazzar)[11]
 
E.     Perilaku terpuji dalam perdagangan dan berwirausaha
Menurut imam al Ghazali, ada enam sifat terpuji dalam perdagangan, yaitu :
1.      Tidak mengambil laba lebih banyak, seprti yang lazim didalam dunia dagang. Yaitu menjual barang lebih murah dari saingan  atau sama dengan pedagang yang sejenis.
2.      Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang miskin, ini adalah ahlak yang baik daripada sedehkah biasa.
3.      Memurahkan harga atau memberi potongan kepada pembeli yang miskin, ini akan memiliki pahala yang berlipat ganda.
4.      Bila membayar hutang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang ditentukan.
5.      Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya.
6.      Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih bila orang miskin itu tidak mampu membayarnya dan membebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia.[12]
 
BAB  III
PENUTUP 
A. Kesimpulan
1.  Dengan melihat realita secara jujur dan objektif, maka orang sadar bahwa menumbuhkan mental wirausaha merupakan terobosan yang penting dan tidak dapat ditunda-tunda lagi. Kita semua harus berpikir untuk melihat dan melangkah ke arah sana.
2. Dalam Islam, baik dari segi konsep maupun praktik, aktivitas kewirausahaan bukanlah hal yang asing, justru inilah yang sering dipraktikkan oleh Nabi, istrinya, para sahabat, dan juga para ulama di tanah air. Islam bukan hanya bicara tentang entrepreneurship (meskipun dengan istilah kerja mandiri dan kerja keras), tetapi langsung mempraktikkannya dalam kehidupan nyata.


[1] Muhammad anwar, pengantar kewirausahaan teori dan aplikasi (jakarta: prenada,2014)hlm,2
[2] Ibid., hlm. 4.
[3] Ibid., hlm. 126.
[4] Ibid., hlm. 127.
[5] Ilfi Nur Diana, Hadis-hadis Ekonomi (Malang: UIN Malang press,2008), hlm. 209.
[6] Ibid., hlm. 210-211.
[7] Ibid., hlm. 211.
[8] Ibid., hlm. 212.
[9] Ibid., hlm. 213.
[10] Muhammad Anwar, Op.cit, hlm. 129-131.
[11] Ibid., hlm. 133-135.
[12]   Ibid., hlm. 136-137.
 
 
 

3 komentar:

  1. syukron.. jazaakallahu khairan

    BalasHapus
  2. 1xbet korean | legalbet.co.kr
    1xbet 메리트카지노 korean · 1xbet korean. · 1xbet korean. · 1xbet korean. · 1xbet korean. 메리트 카지노 쿠폰 · 1xbet korean. · 1xbet korean. · 1xbet korean. 1xbet

    BalasHapus